Posted by : Admin Aditmadzs - ᴰᴶAdityA
Kamis, 20 Desember 2012
Tentunya udah bukan rahasia lagi bahwa banyak orang yg percaya bahwa 21 Desember 2012, dunia akan kiamat. Bahkan saking hebohnya mengenai hal tersebut, sampe dibikin filmnya segala. Ada orang yg percaya, ada orang yg tidak percaya, itu hak masing2 orang. Tapi jujur, sepanjang tahun ini gua muak banget liat orang2 jadi paranoid, ini itu dianggap tanda2 kiamat. Beuh.
Gua menulis artikel ini pada tanggal 20 Desember 2012, pukul 3 dini hari, alias kalo ramalan tersebut benar, berarti dunia ini umurnya hanya tinggal kurang dari 24 jam lagi donk. Wow. Ditambah lagi saat ini gua sedang menuntut ilmu di negeri orang, jauh dari keluarga, kok kayaknya bukan saat yg tepat untuk kiamat ya? Ditunda aja boleh ga kiamatnya? Tunggu sampe gua udah tua, uzur, dan masuk ke liang kubur aja gimana? (Ciri2 orang egois, wakakakakaaa)
Anyway, kalo andaikata besok beneran kiamat, temen2 semua mau ngapain?
Itu sebuah pertanyaan klise yg gua yakin udah ratusan kali ditanyakan, dan temen2 semua tentu udah punya jawaban klise pula, misalnya "minta maaf sama ortu", "menyatakan cinta", "bertobat", dan lain2.
Ironis ya, kayaknya kalo udah kepepet, udah mau kiamat, baru deh kita bakal minta maaf sama ortu, baru deh punya keberanian untuk menyatakan cinta kepada seseorang yg tiap hari cuma bisa kita pandangi dari jauh, baru deh inget sama Tuhan dan bertobat. Kenapa harus tunggu kiamat baru melakukan hal2 tersebut sih? Kenapa ga sekarang aja?
Segala sesuatu yg punya awal, pasti memiliki sebuah akhir...dan kiamat identik dengan hal tersebut. Kiamat seringkali dianggap sebagai sebuah "akhir" dari kehidupan di mana setelah hal itu terjadi, tidak ada lagi hari esok. Sesuatu yg sangat mengerikan, namun juga sangat surreal, kalo menurut gua.
Masalahnya, kiamat sudah berkali2 diserukan oleh berbagai kalangan masyarakat, tahun 1999 misalnya, waktu itu gua inget orang2 pada ribut soal ramalan Nostradamus bahwa dunia akan berakhir di tahun 1999 tersebut. Tapi buktinya? Hari ini kita masih sehat walafiat.
Contoh lainnya, temen2 bisa liat di sini nih :http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_dates_predicted_for_apocalyptic_events.
Udah banyak orang heboh soal kiamat, tapi sampe hari ini tetep hal itu belum terbukti. Jadi?
Jadi kenapa manusia lebih memilih untuk percaya pada sesuatu hal yg tidak pasti daripada melakukan hal yg pasti-pasti?
Kesuksesan hari esok ditentukan oleh usaha hari ini, itu hal yg pasti. Jadi kenapa harus tunggu kiamat baru berani menyatakan cinta?
Tidak semua orang bisa jadi sukses, tapi semua orang bisa jadi baik ("Not everyone can be great, but we can always be kind." ~ (c) Keven 2011 ~) Jadi kenapa harus tunggu kiamat baru mau bertobat?
Kebahagiaan tidak ditentukan oleh apa yg kita miliki, melainkan dari apa yg kita syukuri. Jadi kenapa tunggu kiamat baru minta maaf sama ortu? Dan kenapa lebih musingin minta maaf sama ortu daripada giat belajar supaya jadi orang sukses dan bikin ortu bangga? Jadinya kita ga usah minta maaf kan?
Jadi intinya, kenapa harus menunda besok untuk melakukan hal2 yg bisa kita lakukan hari ini? Kenapa harus tunggu kiamat baru kita mau berubah jadi lebih baik? Syukur2 sebelum kiamat kita masih bisa siap2, gimana kalo kiamatnya datang mendadak, tanpa pemberitahuan? Ga ada yg tau kapan kiamat datang, tapi percaya deh, yg namanya "akhir" tuh bisa datang kapan saja.
Gua teringat almarhum sahabat baik gua. Suatu sore, gua lagi menjenguk dia yg sedang terbaring lemah di rumah sakit akibat kanker yg menggerogoti hidupnya selama 3 tahun terakhir. Gua sedih, kenapa orang sebaik dia harus mengalami semua ini. Sahabat baik gua itu punya cita2 yg sangat tinggi dan mulia : dia ingin jadi seorang psikiater supaya bisa menyembuhkan banyak orang yg sakit mentalnya. Tapi melihat dari keadaannya, kayaknya semua itu sudah mustahil untuk tercapai. Dan saat itu, bagi dia, kematian bisa datang kapan saja, sama seperti perasaan orang2 yg saat ini sedang was2 menanti datangnya hari kiamat.
"Tuhan ga adil" kata gua kepada saat gua tersebut. Bete, sedih, kesal, geram. Kenapa Tuhan memberi dia waktu hidup yg sangat singkat, sementara di luar sana banyak orang yg tidak tahu bersyukur yg sedang menyia-nyiakan waktu dan hidup mereka.
Sahabat baik itu cuma tersenyum dan berkata
"Kalo besok gua harus pulang ke pangkuan Sang Pencipta, gua ga takut, gua ga sedih. Memang, masih banyak banget hal2 yg ingin gua lakukan, yg saat ini belum tercapai. Tapi, selama ini gua hidup tanpa penyesalan. Tiap hari gua selalu melakukan yg terbaik yg gua bisa, dan semua itu gua lakukan supaya gua tidak terbebani. Kapanpun nafas ini berhenti, gua siap."
"Tapi gimana dengan cita2 lu? Apa lu rela pergi meninggalkan semua usaha lu selama ini di tengah jalan?" tanya gua. "Kalo maen game, seolah2 lu cuma maen setengah, tanpa pernah ditamatin, tanpa pernah tahu endingnya."
"Dalam hidup, mengejar mimpi tuh bagaikan lu sedang memanjat sebuah menara untuk bisa melihat pemandangan yg indah dari puncaknya. Kesannya simpel, tapi tidak mudah. Hidup selalu penuh kejutan, dan kadangkala tidak semuanya berjalan mulus sesuai keinginan kita. Di saat gua menjejaki anak tangga demi anak tangga, gua sadar bahwa gua tidak akan sanggup menggapai puncak itu. Tapi di sisi lain, hal itu juga membuat gua sadar bahwa selama gua mendaki, gua udah bisa mengintip pemandangan indah tersebut dari celah tembok menara. Meskipun gua tidak pernah bisa mencapai puncaknya, tapi gua udah bisa menikmati hasil dari pendakian gua. Tidak perlu muluk, yg penting bahagia, bukankah begitu?" katanya sambil tersenyum.
Dan ya, seminggu setelahnya, sahabat gua itu pergi untuk selamanya, meninggalkan jejaknya di hati gua. Bukan berupa sebuah penyesalan, tapi sebuah kenangan manis dan pelajaran berharga yg akan selalu gua ingat.
Kiamat akan tiba, mungkin bukan tanggal 21 Desember 2012 besok (gua yakin, soalnya gua masih jomblo cuy, hahaha), tapi suatu hari nanti. Kapan dan bagaimananya, tidak ada seorang pun yg tau. Dan mungkin saat kiamat itu tiba, kita ga akan punya kesempatan untuk siap2. Boro2 minta maaf sama ortu, pake celana aja mungkin ga sempet, udah keburu meledak duluan buminya, hehehe.
Tapi walopun kita berhasil selamat dari kiamat besok, bukan berarti lantas posisi kita aman. Masih banyak kiamat2 lainnya yg akan menanti kita. Umur manusia siapa yg tau sih? Karena itulah kita harus memanfaatkan waktu yg kita miliki ini dengan sebaik2nya. Jangan tunggu kiamat baru mau berubah jadi lebih baik, ga ada gunanya. Lakukanlah yg terbaik setiap harinya supaya kapanpun "akhir" itu tiba, kita selalu siap.
Apapun yg lu lakukan, jangan sisakan penyesalan di kemudian hari. Whatever you do, don't do something that you'll regret. Kalo kita melakukan segala sesuatunya dengan baik setiap harinya, seolah2 hari tersebut adalah hari terakhir kita di dunia, maka tidak akan ada ruang untuk penyesalan. Hentikan kebiasaan menunda2. Lakukan perubahan, MULAI SAAT INI.
Tapi tetep, gua yakin besok ga kiamat...soalnya Ironman 3 baru bakal tayang tahun depan...plus gua masih jomblo, hehehe ^^